Rabu, 31 Januari 2018

SISTEM PENGELOLAAN KUALITAS AIR DI KARAMBA JARING APUNG

PENGELOLAAN KUALITAS AIR DI KARAMBA JARING APUNG




ABSTRAK
Kualitas air adalah suatu ukuran kondisi air dilihat dari karakteristik fisik, kimiawi, dan biologisnya. Kualitas air juga menunjukkan ukuran kondisi air relatif terhadap kebutuhan biota air dan manusia. Untuk melestarikan fungsi air perlu dilakukan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air secara bijaksana dengan memperhatikan kepentingan generasi sekarang dan mendatang serta keseimbangan ekologis. Beberapa hal yang ingin dijelaskan dalam artikel ini adalah persyaratan mutu air, pengelolaan kualitas air terhadap limbah pakan dan kotoran ikan dan pengelolaan KJA menghadapi penomenaupwelling.
Kata kunci: kualitas air, pengelolaan kualitas air, karamba jaring apung.

PENDAHULUAN
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum, sehingga merupakan modal dasar dan faktor utama pembangunan. Untuk melestarikan fungsi air perlu dilakukan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air secara bijaksana dengan memperhatikan kepentingan generasi sekarang dan mendatang serta keseimbangan ekologis.
Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini mata air, sungai, rawa, danau, situ, waduk, dan muara. Sumber Daya Air dikelola berdasarkan asas kelestarian, kesimbangan, kemanfaat umum, keterpaduan dan keserasian, keadilan, kemandirian, serta transparansi dan akuntabilitas. Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004: Pengelolaan Sumber Daya Air adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. Pola pengelolaan sumber daya air adalah kerangka dasar dalam merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.  Rencana pengelolaan sumber daya air adalah hasil perencanaan secara menyeluruh dan terpadu yang diperlukan untuk menyelenggarakan pengelolaan sumber daya air.
Kegiatan budidaya perikanan pada umumnya membutuhkan lebih banyak air per unit area atau per unit produksi dibandingkan kegiatan peternakan dan budidaya pertanian. Ketersediaan sumber air yang berkualitas sering kali menentukan keberhasilan atau kegagalan usaha budidaya perikanan (Pillay, 1990).
Peran kualitas air dalam budidaya ikan, antara lain berupa: (1) penentu keberadaan berbagai jenis organisme yang ada dalam ekosistem perairan, baik terhadap ikan yang dibudidayakan maupun biota lainnya sebagai penyusun ekosistem; (2) pemberi pengaruh yang cukup besar terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan ikan; dan (3) penentu keberhasilan dalam budidaya ikan, selain jumlahnya harus mencukupi, kualitas yang baik akan menghasilkan output yang baik pula.
Budidaya ikan dengan Karamba Jaring Apung (KJA) di waduk dan danau merupakan budidaya berbasis pelet (budidaya intensif), dengan kata lain kegiatan usaha yang efisien secara mikro tetapi inefisien secara makro, terutama apabila ditinjau dari segi dampaknya terhadap lingkungan. Pertumbuhan jumlah keramba yang terus meningkat yang berarti terus meningkatnya jumlah ikan yang dipelihara akan menghasilkan sejumlah limbah organik yang besar akibat pemberian pakan yang tidak efektif dan efisien.
Pada saat jumlah KJA melampaui batas tertentu dapat mengakibatkan proses sedimentasi yang tiggi berupa penumpukan sisa pakan di dasar perairan, limbah tersebut akan menyebabkan penurunan kualitas perairan (pengurangan pasokan oksigen dan pencemaran air danau/waduk) yang pada akhirnya mempengaruhi hewan yang dipelihara. Sisa pakan dan metabolisme dari aktifitas pemeliharaan ikan dalam KJA serta limbah domestik yang berasal dari kegiatan pertanian maupun dari limbah rumah tangga menjadi penyebab utama menurunnya fungsi ekosistem danau yang berakhir pada terjadinya pencemaran danau, mulai dari eutrofikasi yang menyebabkan ledakan (blooming) fitoplankton dan gulma air seperti enceng gondok (Eichornia crassipes), upwelling dan lain-lain yang yang dapat mengakibatkan organisme perairan (terutama ikan-ikan budidaya) serta diakhiri dengan makin menebalnya lapisan anaerobik di badan air danau.
Kotoran ikan dapat menimbulkan deposisi yang meningkat di dasar perairan, selanjutnya mengakibatkan penurunan kadar oksigen di bagian dasar. Lukman (2002) menjelaskan bahwa pasokan oksigen dalam pengelolaan KJA adalah untuk respirasi biota, pembusukan feses ikan dan pembusukan sisa pakan ikan. Menurutnya untuk setiap gram organik (limbah budidaya ikan) diperlukan 1,42 gram oksigen. Konsentrasi oksigen yang tersedia berpengaruh secara langsung pada kehidupan akuatik khususnya respirasi aerobik, pertumbuhan dan reproduksi. Berdasarkan beberapa keadaan dan permasalahan tersebut perlu dilakukan penulisan ilmiah mengenai “Pengelolaan Kualitas Air di Lingkungan Karamba Jaring Apung” dalam rangka turut memberikan masukan kepada pihak terkait.



TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Berdasarkan permasalahan pada bagian latar belakang, tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.    Menjelaskan bagaimana pengelolaan kualitas air terhadap limbah pakan dan kotoran ikan.
2.   Menjelaskan bagaimana pengelolaan KJA menghadapi penomena upwelling.

TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Diersing (2009), Kualitas air adalah suatu ukuran kondisi air dilihat dari karakteristik fisik, kimiawi, dan biologisnya. Kualitas air juga menunjukkan ukuran kondisi air relatif terhadap kebutuhan biota air dan manusia. Karakter kualitas air yang perlu diperhatikan dalam budidaya ikan, antara lain: (a) Karakter kimia air: Salinitas, DO (Dissolved Oxygen), BOD, COD, logam berat, Nitrat, Derajat Keasaman (pH), dan Akalinitas; (b) Karakter fisika air: kecerahan (transparansi) air, suhu, padatan terlarut, padatan tersuspensi, bau, warna, rasa dan kedalaman air. dan (c) Karakter biologi air: kepadatan dan kelimpahan plankton, EphemeropteraPlecoptera,TrichopteraMolluscaEscherichia coli dan Bakteri koliform.

Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metoda tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelas air adalah peringkat kualitas air yang dinilai masih layak untuk dimanfaatkan bagi peruntukan tertentu (Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Pasal 1).
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Pasal 8, Klasifikasi Mutu dan Kelas Air dibagi kedalam:
a.    Kelas Satu: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang memper-syaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
b.   Kelas Dua: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
c.    Kelas Tiga: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
d.   Kelas Empat: air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1990 Pasal 7, Penggolongan air menurut peruntukkannya ditetapkan sebagai berikut :
1.   Golongan A: air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2.   Golongan B: air yang dapat dighunakan sebagai air baku air minum.
3.   Golongan C: air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
4.   Golongan D: air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air.

Tabel 1.  Kriteria Penilaian parameter Kualitas (mutu) Air
No.
Parameter
Klasifikasi Kualitas (mutu) Air
Keterangan
Tercemar Ringan(Kelas 1)
Tercemar Sedang(Kelas 2)
Tercemar Berat 
(Kelas 3)
Tercemar Sangat Berat
(Kelas 4)
1.
BOD/KOB  (mg/l)
< 1,0
1,0-3,0
3,0-6,0
>6,0
Dijabarkan dari baku mutu Air Gol-A, B, C dan D
2.
COD/KOK (mg/l)
<5 span="">
5,0-10,0
10,0-15,0
>15,0
3.
DO/OT (mg/l)
>6,0
5,0-6,0
3,0-5,0
<3 span="">
4.
pH
6,5-8,5
5,0-9,0
6,0-9,0
5,0-9,0
Sumber: Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1990
Menurut Peraturan Pemerintah 82 Tahun 2001 Pasal 1: Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisi alamiahnya. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air.
Upaya pengendalian pencemaran air merupakan wewenang Pemerintah dan Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, adapun wewenang dalam pengendalian pencemaran air adalah;
a.   menetapkan daya tampung beban pencemaran;
b.   melakukan inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar;
c.    menetapkan persyaratan air limbah untuk aplikasi pada tanah;
d.   menetapkan persyaratan pembuangan air limbah ke air atau sumber air;
e.   memantau kualitas air pada sumber air; dan
f.     memantau faktor lain yang menyebabkan perubahan mutu air.
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan hidup yaitu; masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup, oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Demikian pula dengan lingkungan air yang dapat pula tercemar karena masuknya atau dimasukannya mahluk hidup atau zat yang membahayakan bagi kesehatan. Air dikatakan tercemar apabila kualitasnya turun sampai ke tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya.
Pendayagunaan sumber daya air adalah upaya penatagunaan, penyediaan, penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan sumber daya air secara optimal agar berhasil guna dan berdaya guna. Pengendalian daya rusak air adalah upaya untuk mencegah, menanggulangi, dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh daya rusak air. Pengelolaan kualitas air adalah upaya mempertahankan dan memulihkan kualitas air yang masuk dan yang berada di sumber air (Sumber: Peraturan Pemerintan Nomor 42 Tahun 2008).

PENGELOLAAN KUALITAS AIR TERHADAP LIMBAH PAKAN DAN KOTORAN IKAN
Salah satu wadah budidaya perikanan yang berbasiskan air adalah karamba jaring apung (KJA/floating net cage). KJA merupakan salah satu teknik budidaya ikan di perairan umum seperti sungai, waduk, danau, dan laut. Setiap perairan memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Budidaya ikan dengan KJA di waduk dan danau merupakan budidaya berbasis pelet (budidaya intensif), dengan kata lain kegiatan usaha yang efisien secara mikro tetapi inefisien secara makro, terutama apabila ditinjau dari segi dampaknya terhadap lingkungan. Pertumbuhan jumlah keramba yang terus meningkat yang berarti terus meningkatnya jumlah ikan yang dipelihara akan menghasilkan sejumlah limbah organik yang besar akibat pemberian pakan yang tidak efektif dan efisien.
Pada saat jumlahnya melampaui batas tertentu dapat mengakibatkan proses sedimentasi yang tiggi berupa penumpukan sisa pakan di dasar perairan, limbah tersebut akan menyebabkan penurunan kualitas perairan (pengurangan pasokan oksigen dan pencemaran air danau/waduk) yang pada akhirnya mempengaruhi hewan yang dipelihara. Sisa pakan dan metabolisme dari aktifitas pemeliharaan ikan dalam KJA serta limbah domestik yang berasal dari kegiatan pertanian maupun dari limbah rumah tangga menjadi penyebab utama menurunnya fungsi ekosistem danau yang berakhir pada terjadinya pencemaran danau, mulai dari eutrofikasi yang menyebabkan ledakan (blooming) fitoplankton dan gulma air seperti enceng gondok (Eichornia crassipes),upwelling dan lain-lain yang yang dapat mengakibatkan organisme perairan (terutama ikan-ikan budidaya) serta diakhiri dengan makin menebalnya lapisan anaerobik di badan air danau.
Pakan ikan merupakan penyumbang bahan organik tertinggi di danau/waduk (80%) dalam menghasilkan dampak lingkungan. Jumlah pakan yang tidak dikonsumsi atau terbuang di dasar perairan oleh ikan sekitar 20–50%. Berbagai pendapat mengenai jumlah pakan yang terurai di danau /waduk:
-       Lukman dan Hidayat (2002) bahwa sisa pakan dalam bentuk kotoran ikan yang jatuh ke perairan sekitar 50% dari pakan yang diberikan.
-       Krismono (1993) dalam Krismono dan Wahyudi (2002), pemberian pakan dengan sistem pompa memberi sumbangan berupa pakan yang terbuang sekitar 20-30% untuk setiap unit KJA dengan ukuran 7 x 7 x 3 m3.
-       Philips et al., (1993), Boyd (1999), Mc Donad et al., (1996), 30% dari jumlah pakan yang diberikan tertinggal sebagai pakan yang tidak dikonsumsi dan 25-30% dari pakan yang dikonsumsi akan diekskresikan.
-       Sutardjo (2000), limbah pakan yang terbuang ke perairan yang diperkirakan sekitar 30–40%.
-       Azwar dkk (2004), jumlah pakan pada sistem KJA yang diberikan per hari mencapai 3,3% bobot ikan dan dari jumlah pakan yang diberikan tersebut ada bagian yang tidak dikonsumsi mencapai 20–25% dari pakan yang dikonsumsi tersebut akan diekskresikan ke lingkungan.
-       Rachmansyah (2004), pakan yang diberikan pada ikan hanya 70% yang dimakan oleh ikan dan sisanya sebanyak 30% akan lepas ke badan perairan danau sebagai bahan pencemar atau limbah.
Kotoran ikan dapat menimbulkan deposisi yang meningkat di dasar perairan, selanjutnya mengakibatkan penurunan kadar oksigen di bagian dasar. Menurut Lukman (2002), pasokan oksigen dalam pengelolaan KJA adalah untuk respirasi biota, pembusukan feses ikan dan pembusukan sisa pakan ikan. Menurutnya untuk setiap gram organik (limbah budidaya ikan) diperlukan 1,42 gram oksigen. Konsentrasi oksigen yang tersedia berpengaruh secara langsung pada kehidupan akuatik khususnya respirasi aerobik, pertumbuhan dan reproduksi. 
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam pengelolaan limbah pakan dan kotoran ikan dari KJA: (1) pengaturan musim tanam, pengendalian jumlah KJA dan padat tebar ikan di KJA dikurangi atau ikan budidaya diganti dengan jenis yang lebih toleran terhadap konsentrasi DO yang rendah seperti ikan patin, lele, dan betutu; (2) perlu disosialisasikan tentang cara pemberian pakan yang sesuai dengan ketentuan yaitu 3% dari berat badan ikan yang dibudidayakan dan diberikan tiga kali sehari yang dimaksudkan untuk mengurangi jumlah sisa pakan yang masuk perairan; dan (3) perlu disosialisasikan KJA yang ramah lingkungan yaitu KJA ganda dan konstruksi KJA dengan pelampungpolystyrene foam.

PENGELOLAAN KJA MENGHADAPI PENOMENA UPWELLING
Umbalan atau upwelling merupakan peristiwa alam yang terjadi pengadukan atau pembalikan air dari lapisan bawah naik ke permukaan dan sebaliknya. Proses ini berakibat pada kematian ikan dan hewan air lainnya secara masal.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi dan mencegah kematian ikan akibat “up-welling” adalah:
1.      Mensosialisasikan kepada pembudidaya ikan perihal tanda-tanda akan terjadinya kematian missal ikan. Tanda-tanda itu antara lain berupa: cuaca mendung dan atau hujan yang terus-menerus selama 2-3 hari berturut-turut (tidak ada cahaya matahari masuk ke badan air), dan kualitas air waduk mulai menunjukkan penurunan.
2.      Mengurangi jumlah KJA yang beroperasi atau mengurangi kepadatan ikan yang dipelihara. Jumlah ikan yang dipelihara harus berada di bawah daya dukung perairan.
3.      Segera memanen ikan yang ukurannya mendekati ukuran konsumsi, untuk menekan kerugian yang dapat timbul.
4.      Memilih jenis ikan yang lebih toleran terhadap kadar oksigen yang rendah.
5.      Memindahkan KJA secara regular, missal 1 tahun sekali ke posisi dengan kondisi air yang lebih baik. Serta melakukan aerasi di KJA yang merupakan kegiatan tanggap darurat dan dapat dilakukan hanya sementara waktu.
6.      Untuk mengurangi resiko kematian ikan, juga bisa dilakukan penebaran ikan pemakan planton guna pengendalian blooming alga.

PENUTUP
Pengelolaan kualitas air pada lingkungan kawasan budidaya ikan termasuk KJA merupakan kewajiban bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, pelaku utama perikanan, dan masyarakat perikanan sebagai upaya mempertahankan dan memulihkan kualitas air yang masuk dan yang berada di sumber air. Pemanfaatan sumber daya ikan dapat memberikan peningkatan taraf hidup yang berkelanjutan dan berkeadilan melalui pengelolaan perikanan, pengawasan, dan sistem penegakan hukum yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Azwar, ZI., Ningrum, S dan Ongko, S. 2004. Manajemen Pakan Usaha Budidaya Ikan di Karamba Jaring Apung. Dalam Pengembangan Budidaya Perikanan di Perairan Waduk. Pusat Riset Budidaya Perikanan. Jakarta.
Diersing, Nancy (2009). "Water Quality: Frequently Asked Questions." Florida Brooks National Marine Sanctuary, Key West, FL.
Krismono. 1992. Penelitian Potensi Sumberdaya Perairan Waduk Wadaslintang, Mrica, Karangates dan Waduk Selorejo untuk Budidaya Ikan dalam Keramba Jaring Apung. Buletin Penelitian Perikanan Darat. Vol. II No. 2 Juni. 20 hal.
Lukman dan Hidayat. 2002. Pembebanan dan Distribusi Organik di Waduk Cirata. Jurnal Teknologi Lingkungan. P3TL-BPPT. Vol. 3 (2): 129 – 135.
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Peraturan Pemerintan Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air.
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air.
Phillips, M.J, Clarke, R. dan Mowat, A. 1993. Phosphorus Leaching from Atlantic Salmon Diets, Aquacultural Engineering. 12 (1993) : 47 – 54.
Pillay T.V.R., (1990). Aquaculture, Principles, and Practise. Fishing News Boks. 575 p. Oxford, London, Edinburgh, Cambridge, Victoria.
Rachmansyah. 2004. Analisis Daya Dukung Lingkungan Perairan Teluk Awarange Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan bagi Pengembangan Budidaya Bandeng dalam Keramba Jaring Apung. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Disertasi.
Sutardjo. 2000. Pengaruh Budidaya Ikan pada Kualitas Air Waduk (Studi Kasus pada Budidaya Ikan dalam Keramba Jaring Apung, di Ciganea, Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat). Program Studi Ilmu Lingkungan. Program Pascasarjana. Universitas Indonesia. Jakarta. Tesis.
Umaly, R.C and M.A.L.A Cuvin. 1988. Limnology. National Book Store Publisher. Manila.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Senin, 29 Januari 2018

CARA PEMELIHARAAN IKAN MAS

BUDIDAYA IKAN MAS

Budidaya ikan mas (Cyprinus carpio L.) telah lama berkembang di Indonesia. Selain mudah juga peluang usaha ikan mas cukup menjanjikan. Permintaan pasarnya tinggi, namun pasokan rendah. Keadan ini menjadikan harga ikan mas cukup menguntungkan. Budidaya ikan mas dilakukan dalam beberapa tahapan.

Pematangan Gonad di kolam tanah

Pematangan gonad ikan mas bisa dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 200 kg induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3 persen/hari.

Pematangan di kolam air deras
Pematangan gonad juga bisa dilakukan di kolam air deras. Caranya, siapkan kolam air deras ukuran 30 m2; keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 60 – 80 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 150 kg induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara terpisah.

Seleksi
Seleksi induk dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina yang matang gonad : perut gendut, gerakan lamban, lubang kelamin kemerahan dan berukuran 2 – 3 kg. Tanda induk jantan : gerakan lincah, keluar cairan putih susu bila dipijit lubang kelaminnya, dan berukuran antara 0,7 – 1,0 kg.

Pemijahan dan Penetasan di kolam tanah
Pemijahan ikan mas bisa dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 12 m2; perbaiki seluruh bagiannya; keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 60 cm dan alirkan secara kontinyu; pasang hapa ukuran panjang 4 m, lebar 2 m dan tinggi 1 m; pasang 10 buah kakaban; masukan 2 ekor induk betina; masukan pula 4 – 6 ekor induk jantan; biarkan memijah; setelah memijah ambil induk jantan dan betina; biarkan telur menetas di tempat itu.

Pemijahan dan Penetasan di bak
Pemijahan juga bisa dilakukan di bak. Caranya : siapkan bak ukuran 12 m2; keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 60 cm dan alirkan secara kontinyu; pasang hapa ukuran panjang 4 m, lebar 2 m dan tinggi 1 m; pasang 10 buah kakaban; masukan 2 ekor induk betina; masukan pula 4 – 6 ekor induk jantan; biarkan memijah; setelah memijah ambil induk jantan dan betina; biarkan telur menetas di tempat itu.

Pendederan I
Pendederan pertama dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 1.000 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 100.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; setelah 2 minggu, sebar ke kolam lain bila penuh; panen setelah berumur 3 minggu.

Pendederan II
Pendederan kedua dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 1.000 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 40.000 ekor (telah diseleksi); beri 3 – 5 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen setelah berumur sebulan.

Pendederan III
Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 1.000 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor (telah diseleksi); beri 3 – 5 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam; panen setelah berumur sebulan.

Pembesaran di kolam tanah
Pembesaran ikan mas bisa dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 1.000 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 100 kg benih hasil seleksi; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi sebanyak 400 – 500 kg.

Pembesaran di kolam air deras
Pembesaan ikan mas bisa dilakukan di kolam air deras (KAD). Caranya, siapkan sebuah kolam air deras ukuran 30 m2; keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 60 – 80 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 150 kg induk; beri pelet setiap hari secara adlibitum (beri saat lapar dan hentikan setelah kenyang; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah kolam air deras dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 1 – 1,5 ton.

Pembesaran di kolam jaring apung
Pembesaan ikan mas bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA). Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis pertama; masukan 300 kg induk; beri pelet setiap hari secara adlibitum (beri saat lapar dan hentikan setelah kenyang; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah kolam jaring aung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 1,5 – 2 ton.

SUMBER:
http://bdp-unhalu.blogspot.com
http://agusrochdianto.wordpress.com
http://ebookbrowsee.net

Senin, 22 Januari 2018

PAKAN PERAN UTAMA TERHADAP KEBERASILAN BUDIDAYA AIR TAWAR

PERAN PAKAN DALAM KEBERHASILAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR




ABSTRAK
Kebutuhan ikan sebagai sumber protein meningkat pesat, ditengah semakin langkanya ikan tangkapan dari laut, budidaya ikan air tawar menjadi pilihan untuk memenuhi permintaan pasar. Pakan yang baik pada ikan dalam sistem produksi  adalah hal yang penting untuk memproduksi ikan yang sehat dan berkualitas tinggi. Budidaya ikan berbasis pelet (budidaya intensif) merupakan kegiatan usaha yang efisien secara mikro tetapi inefisien secara makro, terutama apabila ditinjau dari segi dampaknya terhadap lingkungan. Pemilihan pakan yang tepat dapat meningkatkan produktivitas budidaya perikanan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan usaha. Beberapa hal yang ingin dijelaskan dalam artikel ini adalah kelebihan pakan alami dan pakan buatan, pemilihan pakan ikan yang tepat, teknis untuk menjaga kualitas air terhadap limbah pakan, perhitungan konversi dan efisiensi pakan, serta peran pakan dalam keberhasilan budidaya ikan.
Kata kunci: peran pakan ikan, pengelolaan pakan, keberhasilan budidaya ikan.

PENDAHULUAN
Ikan merupakan bahan pangan yang banyak digemari, karena memiliki kandungan yang kaya akan vitamin A, vitamin D, fosfor, magnesium, selenium, yodium, serta kalsium. Secara mendasar ikan memiliki protein hewani yang sama dengan daging sapi, namun kelebihan ikan adalah memiliki kandungan total lemak yang paling rendah dibandingkan sumber protein hewani lainnya dan nutrisinya sangat mudah diserap tubuh.
Besarnya kandungan gizi ikan, harga ikan yang relative murah dan semua agama menghalalkan konsumsi ikan menyebabkan tingginya permintaan akan ikan. Kebutuhan ikan sebagai sumber protein meningkat pesat, ditengah semakin langkanya ikan tangkapan dari laut, budidaya ikan air tawar menjadi pilihan untuk memenuhi permintaan pasar.
Pakan yang baik pada ikan dalam sistem produksi  adalah hal yang penting untuk memproduksi ikan yang sehat dan berkualitas tinggi. Budidaya ikan berbasis pelet (budidaya intensif) merupakan kegiatan usaha yang efisien secara mikro tetapi inefisien secara makro, terutama apabila ditinjau dari segi dampaknya terhadap lingkungan. Pemilihan pakan yang tepat dapat meningkatkan produktivitas budidaya perikanan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan usaha. Berdasarkan beberapa keadaan dan permasalahan tersebut perlu dilakukan penulisan ilmiah mengenai “Peran Pakan dalam Keberhasilan Budidaya Ikan Air Tawar” dalam rangka turut memberikan masukan kepada pihak terkait.

TUJUAN PENULISAN ARTIKEL
Berdasarkan permasalahan pada bagian latar belakang, tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.    Menjelaskan kelebihan yang dimiliki oleh pakan alami dibandingkan dengan pakan buatan.
2.   Menjelaskan kelebihan yang dimiliki oleh pakan buatan dibandingkan dengan pakan alami.
3.   Menjelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pemilihan pakan ikan yang tepat.
4.   Menjelaskan teknis untuk menjaga kualitas air dalam budidaya ikan agar tidak terganggu oleh limbah pakan atau limbah lainnya.
5.   Menjelaskan alasan mengapa kita perlu melakukan perhitungan konversi dan efisiensi pakan.
6.   Menjelaskan seberapa penting pakan menentukan keberhasilan budidaya ikan.

TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Darmanto (2000), Pakan alami ialah makanan hidup bagi larva atau benih ikan dan udang. Beberapa jenis pakan alami yang sesuai untuk benih ikan air tawar, antara lain lnfusoria (Paramaecium sp.), Rotifera (Brachionus sp.), Kladosera (Moina sp.), dan Daphnia sp. Pakan alami tersebut mempunyai kandungan gizi yang lengkap dan mudah dicerna dalam usus benih ikan. Ukuran tubuhnya yang relatif kecil sangat sesuai dengan lebar bukaan mulut larva/benih ikan. Sifatnya yang selalu bergerak aktif akan merangsang benih/larva ikan untuk memangsanya. Pakan alami ini dapat diibaratkan "air susu ibu" bagi larva/benih ikan yang dapat memberikan gizi secara lengkap sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Pelet adalah bentuk makanan buatan yang terdiri dari beberapa macam bahan yang kita ramu dan kita jadikan adonan, kemudian kita cetak sehingga bentuknya merupakan batangan kecil-kecil seperti bentuk obat nyamuk bakar. Panjangnya biasanya berkisar 1-2 cm. Jadi pelet tidak berupa tepung, tidak berupa butiran, dan juga tidak berupa larutan (Mudjiman, 1996). Menurut Syahputra (2009) usaha budidaya ikan saat ini semakin intensif menuntut tersedianya makanan dalam jumlah yang cukup, tepat waktu, dan berkesinambungan.
Ketersediaan pakan yang memadai secara kualitas dan kuantitas akan berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya ikan. Pakan berkualitas harus memiliki kandungan nutrisi ikan dan mudah dicerna, sehingga dapat diserap oleh tubuh ikan (Khairuman dan Amri, 2002).
Konversi dan efisiensi pakan erat hubungannya dengan nilai kecernaan yang menggambarkan persentase nutrien yang dapat diserap oleh saluran pencernaan tubuh ikan. Semakin besar nilai kecernaan suatu pakan maka semakin banyak nutrien pakan yang dimanfaatkan oleh ikan tersebut. Penyerapan nutrien oleh tubuh dipengaruhi oleh berbagai hal seperti kualitas pakan dan jumlah pakan yang dikonsumsi. Nutrien yang dimanfaatkan oleh ikan dapat mempengaruhi penyediaan energi protein dan non protein dalam tubuh. Semakin banyak energi yang tersedia dalam tubuh akan meningkatkan kemampuan ikan untuk mengubah energi tersebut dan disimpan dalam bentuk daging berupa protein dan lemak (Akbar, 2000).

PEMBAHASAN
Kelebihan Pakan Alami dan Pakan Buatan
Kelebihan yang dimiliki oleh pakan alami dibandingkan dengan buatan, antara lain adalah: (a) Harga pakan alami relative lebih murah jika dibandingkan pakan buatan; (b) Pakan alami umumnya mudah dicerna, nilai gizi pakan alami lebih lengkap,  sesuai dengan tubuh ikan, dan tidak menyebabkan penurunan kualitas air pada wadah budidaya ikan; dan (c) Tingkat pencemaran terhadap air kultur akan lebih rendah daripada menggunakan pakan buatan.
Sedangkan kelebihan yang dimiliki oleh pakan buatan dibandingkan dengan pakan alami, antara lain adalah: (a) Kelebihan pakan buatan adalah mengurangi kemungkinan penularan penyakit (dibandingkan dengan makanan alami). Pakan alami adalah organisme hidup yang tentunya dapat terserang oleh penyakit pada media hidupnya. Penyekit yang menyerang pakan alami dapat berpindah pada ikan yang kita budidayakan, setelah pakan alami dimakan oleh ikan; (b) Pengelolaan kualitas, kuantitas dan kuntinuitas pakan buatan jauh lebih mudah  dibandingkan pakan alami. Pakan buatan tidak memerlukan pemeliharaan, pakan buatan yang diproduksi oleh pabrik dapat dibeli ketika diperlukan sehingga pekerjaan pembudidayaan lebih ringan, waktu yang diperlukan lebih sedikit dan hemat tenaga kerja.

Pemilihan Pakan Ikan yang Tepat
Beberapa syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pemilihan pakan ikan yang tepat, antara lain berupa:
1.    Mutu pakan yang tinggi, dilihat dari:
-       Formula pakan ikan yang dipilih harus mencukupi kebutuhan gizi ikan yang dibudidayakan, dilihat dari kandungan nutrisi makanan yang menyangkut: protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral.Kandungan gizi pakan terutama protein harus sesuai dengan kebutuhan ikan.
-       Bahan formulasi pakan sesuai dengan jenis makanan dan panjangnya usus ikan yang dibudidayakan. Pemilihan jenis pakan yang sesuai dengan karakteristik jenis makanan dan panjangnya usus ikan akan meningkatkan ratio konversi makanan ikan menjadi daging ikan.
-       Tidak mengandung antibiotik dan zat racun.
-       Memperhatikan batas kadaluarsa pakan.
2.    Bentuk dan karakteristik pakan sesuai kebutuhan, dilihat dari:
-       Ukuran pakan dipilih sesuai dengan umur dan bukaan mulut ikan.
-       Memiliki  aroma yang disukai ikan yang dibudidayakan.
-       Kestabilan pakan dan ketahanan pakan dalam air sesuai dengan kebiasaan makan ikan.
3.    Secara ekonomis menguntungkan, dilihat dari:
-       Mudah diperoleh (kuntinuitas dan kemudahan transportasi).
-       Harganya relatif murah jika dibandingkan harga ikan yang dibudidayakan, dengan ratio harga pakan maksimal 70% dari harga ikan.

Teknis untuk Menjaga Kualitas Air terhadap Limbah Pakan
Beberapa langkah teknis yang dapat dilakukan untuk menjaga kualitas air dalam budidaya ikan (di Karamba Jaring Apung) agar tidak terganggu oleh limbah pakan atau limbah lainnya, antara lain berupa:
1.   Optimalisasi pengelolaan pakan yang ramah terhadap kualitas air
-       Porsi makan ikan diberikan sesuai dengan daya tumbuh optimum perhari (Average Daily Growth) atau porsi makan hanya diberikan 80% dari daya kenyang, sehingga masih tersedia ruang dilambung untuk produksi enzym-enzym pencernaan. Diharapkan efisiensi pakan 100% terserap sempurna.
-       Frekuensi pakan sesuai dengan metabolisme ikan 2 x sehari, metabolisme ikan berkisar 8 jam, bila waktu pemberian pakan 7 pagi dan 5 sore. Maka ada rentang waktu 2 jam untuk istirahat organ-organ pencernaan, dengan tujuan organ pencernaan tetap sehat, ikan pun sehat.
-       Pakan difermentasi menggunakan probiotik untuk menghasilkan enzim: protease, amilase, lipase dan cellulose. Sistem ini meringankan kerja dari organ pencernaan 30%, dan membantu pemotongan rantai panjang pada protein dan lemak, serta membantu menghasilkan kotoran ikan yang mudah terurai dan ramah lingkungan.
2.   Optimalisasi pengelolaan wadah budidaya ikan yang ramah terhadap kualitas air
-       Penerapan Integrated Management Total Aquaculture yang dapat dilakukan dengan melakukan pemeliharaan multispesies dalam satu wadah (misalnya jaring bertingkat) sehingga buangan pakan pada jaring pertama (misal ikan omnivora) dapat dikonsumsi lagi terlebih dahulu oleh ikan pada jaring lapis kedua (misalnya herbivora), sehingga buangan sisa pakan ke dasar dapat diminimalisir.
-       Pengaturan lokasi ataupun jumlah petakan yang dapat dipelihara dengan memperhatikan daya dukung lingkungan perairan ataupun flushing rate waduk/danau tersebut sehingga tidak terjadi over populasi ikan yang dipelihara yang dapat meningkatkan limbah pakan ke dasar.
-       Pengaturan musim tanam, pengendalian jumlah KJA dan padat tebar ikan di KJA dikurangi atau ikan budidaya diganti dengan jenis yang lebih toleran terhadap konsentrasi DO yang rendah seperti ikan patin, lele, dan betutu.
3.   Melakukan penebaran (stocking)  ikan herbivora secara lepas seperti ikan grass carp yang dapat menjaga keseimbangan ekosistem danau/waduk sehingga blooming akibat eutrofikasi dapat dicegah sedini mungkin.
4.   Meningkatkan kadar oksigen terlarut di perairan. Menurut Lukman (2002), pasokan oksigen dalam pengelolaan KJA adalah untuk respirasi biota, pembusukan feses ikan dan pembusukan sisa pakan ikan. Menurutnya untuk setiap gram organik (limbah budidaya ikan) diperlukan 1,42 gram oksigen. Konsentrasi oksigen yang tersedia berpengaruh secara langsung pada kehidupan akuatik khususnya respirasi aerobik, pertumbuhan dan reproduksi. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut di perairan:
-       Mengurangi bahan-bahan organik dalam air, karena jika banyak terdapat bahan organik dalam air maka kadar oksigen terlarutnya rendah.
-       Diusahakan agar air tersebut mengalir.
-       Pembersihan sampah dan limbah yang ada di perairan, baik melalui pengelolaan fisik (pembersihan), pengelolaan kimiawi (penambahan bahan-bahan pengurai), dan pengelolaan biologi (penggunaan tanaman air, pro biotic, bakteri dan mikroba) yang dapat membantu pengelolaan kualitas air.

Perhitungan konversi dan efisiensi pakan
Beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan perhitungan konversi dan efisiensi pakan adalah:
1.    Sebagai upaya dalam meningkatkan produktifitas budidaya ikan:
-       dapat mengetahui seberapa besar pengaruh pakan yang kita berikan terhadap pertumbuhan ikan yang kita pelihara.
-       dapat mengetahui besaran daya dukung perairan terkait buangan sisa pakan dan kotoran ikan.
-       dapat membantu dalam penentuan pemilihan jenis pakan yang baik untuk menghasilkan ikan yang sehat, tumbuh optimal dan berkualitas tinggi.
2.    Sebagai upaya dalam meningkatkan keuntungan usaha:
-       dapat menghitung biaya yang dikeluarkan dalam pembelian pakan selama proses pemeliharaan ikan, karena pakan merupakan faktor penting karena mewakili 40-75% dari biaya produksi dalam budidaya ikan.
-       dapat menghindari pemborosan dalam penggunaan pakan.
-       dapat mengoptimalkan penggunaan biaya produksi dengan menggunakan pakan yang baik dan jumlah pakan sesuai kebutuhan ikan.

Pakan menentukan keberhasilan budidaya ikan
Pakan merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan budidaya ikan, antara lain karena:
1.    Ketersediaan pakan yang memadai secara kualitas dan kuantitas akan berpengaruh terhadap keberhasilan pada ikan dalam sistem produksi, berupa: ikan yang sehat, tumbuh optimal dan berkualitas tinggi.
2.    Pakan merupakan faktor penting karena mewakili 40-75% dari biaya produksi dalam budidaya ikan.
3.    Pakan yang berkualitas baik merupakan faktor penting penentu keberhasilan budidaya ikan secara intensif seperti dalam sistem KJA. Salah satu cara untuk menekan biaya pakan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan adalah dengan penggunaan pakan secara efisien baik dalam pemilihan jenis, jumlah, jadwal dan cara pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan ikan.

PENUTUP
Pengelolaan  pakan merupakan kunci keberhasilan dalam budidaya ikan air tawar, karena ketersediaan pakan yang memadai secara kualitas dan kuantitas akan berpengaruh terhadap keberhasilan pada ikan dalam sistem produksi, berupa: ikan yang sehat, tumbuh optimal dan berkualitas tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Akbar, A. D. 2002. Pengaruh Penggantian Tepung Terigu dengan Tepung Singkong terhadap Efisiensi Pakan dan Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio L). Skripsi. IPB. Bogor. 43 hal.
Darmanto dkk, 2000. Budidaya Pakan Alami Untuk Benih Ikan Air Tawar. Jakarta, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. di download dari http://defishery.files.wordpress.com/2009/11/budidaya-pakan-alami-untuk-benih-air-tawar.pdf.
Effendi I., dkk. 2012. Materi Pokok Budidaya Perikanan; 1- 9; MMPI5201/3sks Cetakan ketiga Edisi 1. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.               
Khairuman dan Amri, 2002. Membuat Pakan Ikan Konsumsi. PT. Agro Media Pustaka, Depok.
Lukman dan Hidayat. 2002. Pembebanan dan Distribusi Organik di Waduk Cirata. Jurnal Teknologi Lingkungan. P3TL-BPPT. Vol. 3 (2): 129 – 135.         
Mudjiman, A., 1996. Makanan Ikan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Syahputra, A., 2009. Rancang Bangun Alat Pembuat Pakan Ikan Mas dan Ikan Lele Bentuk Pelet. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

BIAYA MODAL MIKRO UNTUK NELAYAN

Senin, 3 December 2018 PEMBIAYAAN MIKRO UNTUK MODAL NELAYAN Sumber: http://kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung...